Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat
ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di
bawah ini.
a. Kalimat itu mempunyai subjek
dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat
tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di
depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar
uang kuliah. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek yang
ganda
Cotoh:
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para
dosen. (benar)
c. Kalimat penghubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
Ø Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung
antarkalimat, sebagai berikut.
Ø Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak
dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Ø Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.
d. Predikat kalimat tidak
didahului oleh kata yang.
Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama
menggunakan nomina, bentuk kedua menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau
kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian
gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua
bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan
kedua bentuk itu yaitu “Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes”.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang
menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan,
memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi
predikat yang nomial, sebagai berikut “Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang”.
Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah
suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide
yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu
di depan kalimat (di awal kalimat).
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa
dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan
mengubah posisi kalimat.
2. Membuat urutan kata yang bertahap
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan
mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide
yang ditonjolkan.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan
jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan).
Saudaralah yang bertanggung jawab.
Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif
adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah
tatabahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan
dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
2. Penghematan dapat dilakukan
dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Misal kata
merah sudah mencakupi kata warna (Ia memakai baju warna merah dapat diperhemat
menjadi Ia memakai baju merah).
3. Penghematan dapat dilakukan
dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Misal kata naik
bersinonim dengan ke atas.
4. Penghematan dapat dilakukan
dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya: para
tamu-tamu seharusnya para tamu
Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Ø Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memiliki makna ganda, yaitu siapa yang
terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah
uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Ø Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri
raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang
bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat tersebut seharusnya
“Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri”.
Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh
karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Contoh kalimat
tidak padu: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Kalimat yang padu mempergunakan
pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek
terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu
menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata
kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior
pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada
rumah-rumah adat.
Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat
itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
a. Waktu dan tempat kami
persilakan.
b. Untuk mempersingkat waktu, kami
teruskan acara ini.
c. Haryanto Arbi meraih juara
pertama Jepang Terbuka.
d. Hermawan Susanto menduduki
juara pertama Cina Terbuka.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis
adalah sebagai berikut.
Bapak Menteri kami persilakan.
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang
Terbuka.
Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
0 comments:
Post a Comment